Mengenal Teknologi Layar OLED yang Ada Pada Televisi
Layar OLED (Organic Light Emitting Diode) merupakan salah satu teknologi layar televisi terbaik saat ini. Jika kita berkunjung ke toko elektronik, jangan heran jika televisi dengan layar OLED dijual dengan harga yang cukup mahal.
Harga yang mahal tersebut memang sebanding dengan kualitas yang ditawarkannya. Layar OLED mampu menghasilkan gambar dengan kontras yang sangat tinggi dan warna yang sangat akurat. Hal tersebut dapat dicapai karena layar ini memiliki cara kerja yang berbeda dengan layar berbasis LCD.
Cara Kerja Layar OLED
Tidak seperti layar berbasis LCD yang memiliki banyak komponen, layar OLED hanya menggunakan molekul organik yang dapat memancarkan cahaya sebagai komponen utamanya. Hal tersebut menjadikan layar OLED jauh lebih tipis dibandingkan layar berbasis LCD.
Layar OLED sendiri terdiri dari lapisan tipis molekul organik yang ditempatkan di antara elektroda anoda dan katoda. Ketika arus listrik dialirkan melalui molekul organik tersebut, molekulnya akan bereaksi dan memancarkan cahaya.
Kemampuannya untuk memancarkan caha sendiri tersebut menjadikannya berbeda dengan layar LCD atau layar LED yang memerlukan sumber cahaya eksternal. Hal tersebut memungkinkan setiap piksel dalam layar OLED untuk dinyalakan atau dimatikan secara individual.
Dengan begitu, setiap piksel dapat dikontrol yang lebih untuk menghasilkan kontras yang sempurna. Oleh karena itu, tidak heran jika layar OLED ini sangat terkenal dengan warna hitamnya yang benar-benar gelap, tidak seperti layar berbasis LCD yang warnanya tidak gelap secara sempurna.
Sejarah Penggunaan Layar OLED
Teknologi OLED pertama kali dikembangkan pada tahun 1987 oleh ilmuwan Kodak, Ching W. Tang dan Steven Van Slyke. Mereka mengembangkan diode organik yang memancarkan cahaya sendiri. Mereka menyadari jika teknologi ini dapat digunakan untuk berbagai perangkat di masa depan.
Sepanjang tahun 1990-an dan awal 2000-an, penelitian dan pengembangan OLED terus dilakukan. Pada tahun 1997, Pioneer meluncurkan layar OLED pertama, yang digunakan untuk layar pada sebuah audio mobil.
Pada pertengahan 2000-an, OLED mulai digunakan dalam perangkat kecil seperti ponsel dan pemutar MP3. Perusahaan seperti Samsung dan Sony memulai penggunaan layar OLED pada produk mereka pada awal 2000-an.
Sony kemudian memperkenalkan televisi OLED pertama, yang diberi nama XEL-1, pada tahun 2007. Ini adalah televisi 11 inci dengan ketebalan hanya 3 milimeter. Namun, televisi ini memiliki harga yang sangat tinggi, sekitar $2.500, dan umur yang terbatas (sekitar 30.000 jam).
Tertarik dengan langkah yang dilakukan oleh Sony, LG Electronics kemudian mulai berinvestasi dalam teknologi OLED pada tahun 2009. Mereka mengembangkan panel OLED berbasis WRGB (putih, merah, hijau, biru), yang menggunakan subpiksel putih tambahan untuk meningkatkan efisiensi cahaya dan umur panjang.
Produksi massal televisi OLED akhirnya dimulai pada tahun 2012 ketika LG meluncurkan model 55 inci pertamanya, 55EM9600. Sejak saat itu, televisi OLED telah menjadi semakin populer dan lebih terjangkau, meskipun hingga kini masih dianggap sebagai produk premium.
Karakteristik Layar OLED
Sebagai salah satu jenis layar televisi terbaik saat ini, layar OLED memiliki beberapa karakteristik yang cukup menarik, bahkan ada yang tidak dimiliki oleh para pesaingnya. Berikut adalah beberapa karakteristik dari layar OLED tersebut:
- Kontras
OLED menawarkan kontras yang luar biasa serta kualitas warna hitam yang sangat gelap. Kualitas gambar tersebut bisa diraih berkat kemampuan setiap piksel yang dapat dinyalakan atau dimatikan secara individual.
- Sudut Pandang
Layar OLED memiliki sudut pandang yang lebih luas dibandingkan dengan layar berbasis LCD. Dengan begitu, warna pada layar OLED tidak akan berubah atau terdistorsi meskipun dilihat dari berbagai sisi.
- Desain
Layar OLED memiliki bentuk yang jauh lebih tipis daripada jenis layar lainnya, sehingga memungkinkan desain perangkat TV yang lebih ramping dan ringan. Bahkan, LG sudah memperkenalkan TV dengan layar OLED yang bisa digulung.
- Kecepatan Respons
Layar OLED memiliki kecepatan respons yang lebih cepat dibandingkan dengan layar LCD. Hal ini dapat mengurangi efek blur atau ghosting pada gambar yang bergerak cepat.
- Kecerahan
Meskipun OLED memiliki kontras yang sangat baik, tingkat kecerahan maksimum dari layar ini umumnya lebih rendah dibandingkan dengan layar QLED. Hal ini bisa menjadi masalah jika kita menonton televisi OLED dalam ruangan yang sangat terang.
Maka dari itu, menonton televisi OLED sangat disarankan untuk dilakukan pada ruangan yang gelap atau minim cahaya. Dengan begitu, kita bisa menikmati kualitas maksimal dari layar OLED tersebut.
- Efek Burn-In
Layar OLED lebih rentan terhadap efek burn-in dibandingkan dengan jenis layar lainnya. Burn-in terjadi ketika gambar statis yang ditampilkan dalam waktu lama menyebabkan retensi gambar permanen, atau dalam istilah awamnya, terdapat bekas gambar permanen di area tersebut.
Perkembangan Teknologi OLED
Seiring waktu, produsen terus mencoba mengatasi masalah yang dihadapi oleh teknologi OLED. Inovasi seperti panel OLED berbasis WRGB dan teknologi "OLED evo" dari LG telah berhasil mengatasi beberapa keterbatasan awal OLED.
Perkembangan menarik lainnya dalam teknologi OLED adalah pengenalan layar OLED transparan. Inovasi ini memungkinkan produsen untuk menciptakan televisi dengan desain yang lebih inovatif dan menarik.
Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi tampilan lain, seperti QNED (Quantum Nano Emitting Diode) dan Micro LED, telah muncul sebagai pesaing potensial untuk OLED dalam pasar televisi premium. QNED merupakan penggabungan antara teknologi QLED dan NanoLED.
Sedangkan Micro LED merupkan pengembangan dari teknologi Mini LED yang sudah banyak digunakan saat ini. Teknologi ini menjadikan lampu micro LED sebagai piksel dari layar itu sendiri sehingga bisa menghasilkan gambar yang cerah dan kaya warna.