Tivipedia

Mengenal Teknologi HDR10+ yang Ada di Perangkat Televisi

Ditulis oleh Ganjar Maulana

High Dynamic Range (HDR) saat ini sudah menjadi fitur yang sangat populer dalam dunia televisi. Salah satu format HDR yang paling umum digunakan adalah HDR10+. Biasanya kita akan menemukan format tersebut pada perangkat televisi buatan Samsung.

Hal tersebut tidaklah mengherankan mengingat HDR10+ adalah format HDR yang dikembangkan oleh Samsung, Panasonic, dan 20th Century Fox pada tahun 2017. Format ini dirancang untuk memperbaiki kualitas gambar dengan cara meningkatkan kontras dan palet warna pada layar.

Apa Itu HDR10+?

hdr10-plus-logo


Sebelum saya mulai membahas format HDR10+, saya menyarankan kamu untuk membaca tulisan berikut ini terlebih dahulu. Tulisan tersebut menjelaskan dasar-dasar dari teknologi HDR pada TV dan berbagai jenis format HDR yang ada saat ini.

Setelah membaca tulisan itu, tentu sekarang kamu sudah mengerti bahwa teknologi HDR akan membuat gambar menjadi lebih realistis berkat peningkatan dari beberapa standar, seperti tingkat kecerahan dan jumlah warna yang dihasilkan.

HDR10 merupakan format yang sudah mengimplementasikan berbagai standar HDR tersebut. Selain itu HDR10 juga tidak memerlukan biaya lisensi untuk mengadopsinya. Makanya tidak heran jika HDR10 menjadi format HDR yang paling banyak digunakan di televisi saat ini.

Namun sayangnya, format HDR10 masih memiliki beberapa kekurangan. Salah satu kekurangan yang paling menonjol adalah penggunaan metadata statis. Banyak orang yang merasa kurang puas dengan metadata statis tersebut.

Oleh karena itu, kemudian muncul berbagai teknologi HDR yang mampu mengolah metadata dinamis untuk mengatasi kekurangan pada format HDR10 tersebut. Salah satu format tersebut adalah HDR10+ yang akan saya bahas kali ini.

Agar lebih mudah dipahami, berikut saya akan menjelaskan standar-standar yang digunakan pada format HDR10+ ini. Beberapa di antaranya memiliki standar yang sama dengan HDR10 dan beberapa lainnya merupakan peningkatan dari format tersebut.

1. Metadata Dinamis

YouTube video

Seperti yang sudah disinggung di atas, metadata merupakan komponen yang ditingkatkan oleh HDR10+ ini. Metadata sendiri dapat diibaratkan sebagai petunjuk yang memberi tahu layar bagaimana caranya menampilkan gambar, mulai dari tingkat kecerahan hingga variasi warnanya.

Nah, HDR10+ ini menggunakan metadata dinamis yang memungkinkan petunjuk tersebut untuk disampaikan di setiap frame video. Jadi, nilai kecerahan dan warnanya akan beradaptasi secara real-time untuk setiap adegan atau frame sepanjang durasi video tersebut.

Hal ini jelas akan menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik baik dan lebih akurat dibandingkan dengan HDR10 yang menggunakan metadata statis. pasalnya, HDR10 hanya memberikan petunjuk di awal video saja dan kemudian digunakan untuk seluruh durasi video.

2. Peak Brightness

HDR10+ menawarkan peak brightness atau kecerahan maksimum hingga 10.000 nits. Angka tersebut sama seperti yang dimiliki oleh HDR10. Peak brightness yang tinggi ini memungkinkan area yang gelap dan terang pada gambar menjadi lebih jelas dan detail.

Meskipun sama-sama bisa mencapai 10.000 nits, namun pada kenyataannya konten video yang ada saat ini hanya dibuat sampai 4.000 nits saja. Pasalnya, saat ini belum ada perangkat televisi yang memiliki kecerahan hingga 10.000 nits.

3. 10-bit Color Depth & Rec. 2020 Color Gamut

Color gamut
Perbandingan color gamut pada format SDR (kiri) dan HDR10+ (kanan)

Sama seperti HDR10, HDR10+ juga mendukung 10-bit color depth, yang memungkinkan layar menampilkan hingga 1,07 miliar warna. Dukungan terhadap banyak warna tersebut akan menghasilkan gradasi warna yang lebih halus di layar televisi.

Untuk color gamut, HDR10+ mendukung standar color gamut Rec. 2020. Ini adalah standar yang sangat luas dan dapat mencakup hampir semua warna yang dapat dilihat oleh mata manusia. Standar ini memungkinkan warna yang ditampilkan oleh teknologi HDR10+ menjadi lebih hidup dan mendetail.

4. Resolusi 8K

HDR10+ mendukung resolusi hingga 8K. Karena menggunakan standar 'resolution agnostic', maka metadata dari HDR10+ ini hanya perlu dibuat sekali untuk diaplikasikan ke berbagai tingkat resolusi layar.

5. Biaya Lisensi

Sama seperti HDR10, tidak ada biaya lisensi yang harus dibayar oleh produsen televisi atau pembuat konten jika ingin mengadopsi HDR10+. Biaya lisensi biasanya hanya perlu dibayarkan untuk penggunaan logo dari HDR10+ ini.

Hal ini berbeda dengan Dolby Vision yang memerlukan pembayaran lisensi untuk penggunaannya. Maka dari itu, tidak heran jika televisi yang mendukung HDR10+ ini lebih murah dibanding televisi yang mendukung Dolby Vision.

Konten Yang Mendukung HDR10+

hdr10 amazon prime
Dukungan HDR10+ di Amazon Prime

Meskipun HDR10+ memiliki banyak keunggulan, jumlah konten yang tersedia dalam format ini masih terbatas jika dibandingkan dengan format HDR10 dan Dolby Vision. Maka dari itu, tidak mengherankan jika perangkat televisi yang mendukung HDR10+ juga masih terbatas.

Saat ini terdapat beberapa layanan streaming yang sudah mendukung HDR10+ seperti Youtube, Prime Video, Apple TV, Hulu, Paramount+, dan lainnya. Silakan kunjungi halaman ini untuk melihat daftar lengkap layanan streamingnya.

Televisi Yang Mendukung HDR10+

Meskipun format HDR10+ ini cukup menarik karena membawa peningkatan dari HDR10, namun perangkat televisi yang mendukungnya masih terbatas para brand tertentu saja, seperti Samsung dan Panasonic.

Saat ini hanya Samsung yang menjadi produsen televisi yang eksklusif menggunakan HDR10+ ini. Makanya tidak heran jika televisi Samsung tidak ada yang mendukung Dolby Vision karena mereka fokus pada format HDR10+ buatannya ini.

Beberapa produsen lain seperti TCL juga ada yang mendukung format HDR10+ ini, namun hanya di beberapa seri televisi saja. Kebanyakan dari mereka lebih tertarik untuk menggunakan Dolby Vision di seri televisi premiumnya.

Apa itu HDR10+ Adaptive?

HDR10-Adaptive tv

Selain HDR10+, belakangan ini kita mungkin sering mendengar juga istilah HDR10+ Adaptive ketika melihat fitur pada perangkat TV baru. HDR10+ Adaptive adalah teknologi yang dikembangkan oleh Samsung dan merupakan pengembangan dari HDR10+.

Sama seperti Dolby Vision IQ yang terdapat pada Dolby Vision, HDR10+ Adaptive juga menyesuaikan kualitas gambar berdasarkan kondisi pencahayaan ruangan secara real-time.

Fitur ini menggunakan sensor cahaya pada televisi yang mendukung HDR10+ Adaptive untuk mengukur pencahayaan di sekitar dan menyesuaikan kecerahan, kontras, dan warna gambar sesuai dengan kondisi tersebut.

Teknologi ini memastikan pengalaman menonton yang lebih baik dalam berbagai kondisi pencahayaan, seperti saat menonton film di siang hari dengan cahaya matahari yang masuk melalui jendela.

Tivipedia
cross